Sunday, August 27, 2017

Analisis Novel Sengsara Membawa Nikmat (Bab 4)

ANALISIS NOVEL SENGSARA MEMBAWA NIKMAT  (BAB 4: Membalas Dendam)

Rayhan Arazi

Kelas 12

Bahasa Indonesia

UNSUR INTRINSIK

Judul                     : Sengsara Membawa Nikmat
Pengarang             : Tulis Sutan Sati 
Penerbit                 : Balai Pustaka


1. Tema

cerita novel Bab 1 ini menceritakan tentang perjuangan, dapat dilihat dari judulnya, yaitu   "Sengsara membawa Nikmat." Tetapi pada awalnya, pada bagian bab 1 menceritakan lebih kepada pengenalan karakter - karakter pada cerita ini, jadi bisa disimpulkan bahwa tema pada bagian 1: Bermain Sepak Bola itu yaitu adalah pertemanan, dan juga pertengakaran akbiat hal yang kecil yang juga menyankut akbiat suatu kesombongan. - " 


Dalam Bab II ini masih melanjut tentang pembahasan mengenai perkelahian yang terjadi diantara Kacak dengan Midun sebelumnya yaitu saat selesai sepak raga. Juga menceritakan tentang pelatihan silat yang diberikan kepada Midun seingga bisa pandai bersilat. Lalu juga menceritakan refleksi atas hal yang telah menimpa Midun di hari sebelumnya, sehingga dapat amanah dari Haji Abbas. Maka, tema pada bab II ini lebih pada refleksi diri, pertemanan, dan juga hubungan sosial. 


Pada Bab III  menceritakan bagaiaman perbedaan Midun dengan kacak dalam ia mengadakan acara, bagaimana orang - orang lebih sedang dan meriah di tempat sawah Midun dibanding Kacak. Sehingga hal ini membuatnya iri dan semakin benci kepadanya, maka tema dari Bab III ini adalah lebih pada pembencian dan dendam. 

Bab IV menceritakan tentang bagaimana Midun diperlakukan tidak adil oleh Tuanku Laras. Sebenarnya perilaku Midun tidak sama sekali berniat untuk yang diperkirakan oleh tuanku laras, yaitu membuat Pak Inuh pun jatuh, bahkan dia pun tidak sama sekali menyentuhnya. Tujuan Midun baik, yaitu hanya ingin melindungi warga sekitar dari kekacauan yang diperbuat oleh Pak Inuh. Maka tema untuk Bab IV adalah kesabaran, dan ketidakadilan.  


2. Tokoh Penokohan 

Midun (Protagonis): Sopan, Baik dan Sabar, dan Alim, Peduli

Kacak (Antagonis): Sombong, Pemarah, pendendam

Pak Inuh: Gila 

Pak Midun: Baik, Peduli


Tuan ku Laras: Sebagai yang memiliki posisi tertinggi ia lh yang dapat memutuskan apa yang diinginkan sebagai hukumannya, tetapi juga bersangkut bahwa pak Inuh adalah keluarga dari Tuan ku Laras dan kacak, amarahnya pun makin bertambah. Dan juga pak Inush itu sudah menjadi gila, maka meskipun 

Warga Kampung: Di bab ini lebih diperlihatkan bagaimana sikap Midun yang baik sehingga warga di kampung tersebut ingin melakukan yang sama baik untuk midun. 

"Banyak orang kampung itu yang suka menggantikan hukuman Midun. Ada pula yang mau menyabit rumput sepuluh rajut sehari dan menjaga kantor siang-malam, asal Midun dilepaskan." 


3. Alur/Plot (BAB 1) 

Suatu hari Midun sedang berjalan-jalan di pasar. Ketika itu ia melihat ada orang gila yang membuat kekacuan. Orang gila tersebut dijelaskan bahwa ia bernama Pak Inuh, ia merupakan bagian dari keluarga besar tuan laras dan juga Kacak. Kisah singkat sebelun menjadi gila, pak inuh dulu merupakan orang yang baik dan membantu warga, tetapi pada akhirnya ia menjadi gila. Di kampong tersebut ia membuat kekacuan, menginjak-nginjak wanita dan lain sebagainya. Pak Inuh juga sambil membawa pisau. Orang – orang di pasar pun ketakutan, dan berlari- lari dan teriak. Midun pun akhirnya beraksi, ia menyampiri pak Inuh lalu mengambi pisaunhya dan di lempar sejauhnya. Pak inuh pun marah dan ia pun inginghi melawannya, tetapi sebelum sempat sampai Ia terjatuh, bukan karena Midun, Midun hanya menhindar. Lalu pak Inuh diikat dan diamankan.

Warga pun sangat berterima kasih kepadanya, sebab jika tidak ada Midun, orang – orang di pasar sudah babak belur. Berita pun tersebar dengan cepat. Mendengar berita ini, kacak dan tuanku laras memamanas, disamping Pak Inuh itu keluarganya ia juga orang gila yang tuanku laras merasa kasihan kepadanya.

 Midun pun menjelaskan bahwa ia hanya ingin melindungi warga sekitar, dan pak inuh terluka bukan karena dia. Lalu tuanku laras memberinya hukuman untuk menyambit rumput, kerja di kantor, siang dan malam. Kacak yang lama membenci midun senang mendengarnnya, bahkan ia dapat menyruh – nyruh Midun untuk melakukan pekerjaan berat.

Siang dan malam, Midun menjalankan 6 hari hukuman nya ia sangat lelah, hingga suatu hari ia terjatuh karena badannya yang sangat lelah. Kacak tidak suka sekali dengan Midun, akhirnya saat ia terjatuh ia dipukuli oleh kacak beberapa kali. Untung kejadian ini terlihat oleh Tuan ku laras, dan kacak di marahi. Midun yang sedang sakit dan tinggal satu hari lagi menjalankan hukuman diganti oleh ayahnya.

Pak Midun dan Hajji Abass memohon ampun kepada tuanku laras agar Midun dimaafkan. Akhirnya dimaafkan juga. Melihat kejadian ini warga heran, padahal yang dilakukukan Midun pun tidak salah sama sekali, begitu pula Pak Midun dan Hajji Abass memikirkan juga tentang kenapa Kacak sangat membencinya dari dulu. Meskipun begitu, Midun tetap berlapang dada dan  menerima berbagai cobaan yang ditimpa kepadanya.


3. Latar. 

Latar waktu: Siang Hari di sebuah pasar, pagi hari di rumah Midun, dan malam sampai pagi, yaitu saat ia menjalani hukuman yang diberikan oleh tuanku laras selama 6 hari. 


4. Sudut Pandang

- Sudut pandang orang ke-3, Serba tahu

Pengarang menjadi pelaku dalam cerita ini dan juga penciptanya.

5. Amanat 

Perbuatan Midun memang baik, tidak bisa diragukan lagi, ia menyelamatkan orang - orang dari kekacauan yang diperbuat oleh Pak Inuh, bahkan warga sekitar sangat berterimakasih hingga mendengar Midun mendapat hukuman dari Tuan ku Laras membuat hati warga tidak tenang, karena yang diperbuat oleh midun pun tidak ada salahnya. 

Meskipun begitu, Midun tetap ikhlas menerima semua cobaan yang diberikan kepadanya, cobaan dari tuan ku laras, bahkan Kacak sendiri. 

UNSUR EKSTRINSIK 

Biografi Singkat Penulis:

Tulis Susan Sati lahir di Bukittinggi, Sumatera. Lahir pada tahun 1898, dan meninggal pada tahun 1942. Sebanyak 7 novel telah dibuat oleh Tulis Susan Sati, dan "Sengsara Membawa Nikmat" salah satu novelnya.

Nilai - Nilai dalam Cerita: 

Nilai - nilai dalam cerita ini lebih pada nilai sosial, status sosial yang mempengaruhi nilai budaya yang buruk dilihat dari waktak seorang antagonisnya, yaitu Kacak yang sangat membangkan jabatan pamannya sehingga membuatnya menjadi sombong. Nilai budaya yang baik terdapat pada sikap santun warga dalam kampunya, dan juga Midun dan para sahabatnya. Perbuatan midun terhadap Pak inuh merupakan baik karena menyelamatkan warga sekitar, tetapi karena ada masalah faktor keluarga yang bersangkutan adalah keluarga dari tuan ku laras dan juga kacak dan lain sebagainya, timbul lah permasalahan, tertuma dengan kacak yang ia sudah lama membenci Midun. 





No comments:

Post a Comment