Thursday, November 23, 2017

Analisa Novel Sengsara Membawa Nikmat (Bab 6) dan (Bab 7)

                                       BAB 6 dan BAB 7
                      
                                                                   Analisa Oleh Rayhan Arazi
UNSUR INTRINSIK
1) Tema

Tema di bab 6 dan bab 7 ini  adalah masih pada persahabatan dimana Maun ikut serta membantu Midun dalam perjalanannya ke pasarmalam di Bukittingi. Di mana mereka pun tidak lepas dari masalah yang menimpa mereka di kampunya, Midun dan Maun sudah bersiap dalam apa yang akan datang, dan mereka pun menjalani masalah yang menimpanya, sehingga membuat masalah pada Midun sendriri.

2) Tokoh dan Penokohan:

Kacak: Orang yang dengki, sombong (Ia menyuruh lenggang untuk membunuh Kacak)
Midun: Tokoh Protagonis dalam cerita ini, tokoh yang baik hati, berilmu, sabar, berani
Maun: Teman yang setia kepada kawannya
Lenggang: Jahat – bukan karena suatu masalah pribadi, tetapi karena suruhan

3) Latar/Setting:

Tempat:
- Bukittinggi: Tempat adanya pasar malam

-Pasar Malam : Tempat Midun dan Maun berkunjung di Bukittinggi

-Lepau Nasi : Tempat Midun dan Maun menginap
-Tempat Pacuan Kuda: Tempat Midun dan Maun menonton Pacuan Kuda
Suasana:
-Heboh (Saatorang - orang melihat Midun mengangkat batu keramat)
-Tegang (yaitu ketika Midun berkelahi dengan Lenggang) (saat mereka melihat Lenggang di Jalan)
Waktu:
-Waktu pagi (Dimana Midun dan Maun tiba di Bukittinggi.)
-Waktu Malam (Saat mengunjungi pasar malam yang sangat ramai itu.) (Juga saat mereka menginap di Lepau Nasi)

4) Alur

Alur di bab 6 adalah alur maju karena cerita dalam bab ini berjalan terus ke depan, tanpa melihat ke masa lalu.

5) Sudut Pandang

Sudut pandangnya adalah sudut pandang orang ketiga karena kita sebagai pembaca membacanya seakan-akan pembicara yang menceritakan kejadian pada jalannya cerita ini.

6) Amanat
Amanat dalam cerita ini adalah kita harus percaya dengan kebaikan, dimana kita dengan percaya hal tersebut kita pun akan melakukan kebaikan, yaitu salah satu contoh pada bab 6- 7 ini adalah saling menjaga, di mana Maun menjaga Midun saat mereka berkunjung di Bukittinggi, dan sampai saat mereka Berkelahi dengan Lenggang. 

Dan juga amanat di mana ditunjukan oleh Midun saat ia dapat mengankat batu keramat, yang di mana diceritakan bahawa siapa pun yang dapat mengangkat akan dapat masa depan yang cerah, namun demikian, Midun tidak percaya dengna hal tersebut, melainkan ia percaya bahwa yang menentukan masa depan hanyalah kita, kita menentukan masa depan, dan kita harus percaya juga dengan tuhan kita, yaitu Allah karena Allah lah yang mengatur segalanya, termasuk takdir, dan juga kita harus percaya kuat dengan Allah SWT karena jika tidak maka perbuatan tersebut dianggap Musyrik yaitu sangat tidak diperbolehkan dalam Islam. 

                                                                      UNSUR EKSTRINSIK
Unsur ekstrinsik pada bab ini terlihat pada bagian ekonomi yang terlihat di mana mereka masih menggunakan uang rupiah 600an.



No comments:

Post a Comment