Thursday, October 19, 2017

Orasi - Bhineka Tunggal Ika - Rayhan Arazi

Pidato Mengenai  “Bhineka Tunggal Ika”

Rayhan Karim Arazi


Assalamualaikum Warahmatullahi Warbarokatuuh,



Negara kita ini merupakan negara yang sangat luas, dan sangat kaya, sehingga terdapat banyak sekali suku bangsa yang ada di negara kita Indonesia ini.

Negara ini terdiri dari suku bangsa yang berbeda-beda, dan sejak dulu kala memang sudah banyak sekali perbedaan diantara kita semua yang sehingga membuat konflik atau permasalahan yang terjadi pada negeri ini, permasalahan seperti perbedaan pandangan, dan lain – lain yang sehingga membuat konflik yang lebih besar.

Perbedaan inilah yang tercipta saat suatu negara memiliki suku bangsa yang berbeda-beda, namun karena inilah juga Bhineka Tunggal Ika dijadikan ideologii bangsa, yaitu untuk menyatukan kita semua dari berbagai golongan, agama, etnik, ras, dan lain – lain.

Bhineka Tunggal Ika ini bermakna, “Berbeda-beda tetapi bersatu,” Kata Bhineka Tunggal Ika ini merupkan frase penggalan dari tulisan Mpu Tantular yang merupakan penganut agama Buddha.

Para pendiri bangsa Indonesia ini yang sebagian besar beragama islam terlihat menunjukan sikap toleran untuk menerima warisan Mpu Tantular, yaitu (Bhinekka Tunggak Ika), walaupun ia penganut agama Buddha. Inilah sikap yang seharusnya kita contoh.

Namun jika “Bhinekka Tunggal Ika” baru dibuat sekarang, mungkin akan terjadi demo lagi seperti biasa.

Kata Bhineka Tunggal Ika ini memang sudah menjadi ideologi bangsa kita ini, seperti yang diharapkan oleh pendiri – pendiri bangsa ini.

Tetapi apakah sudah benar terlaksanakan sepenuhnya? Apakah negara kita ini sudah  menjadi negara yang diharapkan oleh penidiri bangsa ini?  Bisa iya, bisa tidak.

Di Indonesia ini belakangan ini banyak kejadian-kejadian yang menyankut masalah kebhinekaan. Memang wajar, untuk negara yang sedang berkembang pasti hal seperti ini terjadi. Namun, kita sebagai penerus bangsa tentunya harus berusaha agar memperbaikinya.



Usaha itu sendiri tidak hanya dari usaha seperti yang seperti dilakukan oleh pendiri – pendiri bangsa pada zaman dahulu, tetapi bisa kita mulai dari diri kita, mulailah dari hal – hal kecil. Dimulai dari sikap yang sopan, bagaimana kita memecahkan masalah, dan bagaimana kita bisa berpikir terbuka (open-minded) dalam memecahkan masalah apapun itu. Karena ini semua dimulai dari diri kita.

Karena kalau sudah berusan dengan negara ini yang dipertaruhkan itu bukan untuk suatu  kelompok maupun agama saja, yang diperjuangkan adalah semua warga negara Indonesia, maka dari itu kita tidak bisa semenah-menah menjadi egois,  masalah yang ada pada suatu bangsa tidak hanya bisa dilakukan oleh satu kelompok saja, namun harus bersama-sama.

Berbeda-beda tetapi tetap satu kita membuat perubahan yang lebih baik untuk ke depan. Amin Yarobal Alamin.

Wasalamualaikum Warahmatulahi Wabarokathu.