Sunday, August 20, 2017

Analisis Novel Sengasara Membawa Nikmat (Bab 3)

ANALISIS NOVEL SENGSARA MEMBAWA NIKMAT  (BAB 3: Dimusuhi)

Rayhan Arazi

Kelas 12

Bahasa Indonesia

UNSUR INTRINSIK

Judul                     : Sengsara Membawa Nikmat
Pengarang             : Tulis Sutan Sati 
Penerbit                 : Balai Pustaka


1. Tema

cerita novel Bab I ini menceritakan tentang perjuangan, dapat dilihat dari judulnya, yaitu   "Sengsara membawa Nikmat." Tetapi pada awalnya, pada bagian bab 1 menceritakan lebih kepada pengenalan karakter - karakter pada cerita ini, jadi bisa disimpulkan bahwa tema pada bagian 1: Bermain Sepak Bola itu yaitu adalah pertemanan, dan juga pertengakaran akbiat hal yang kecil yang juga menyankut akbiat suatu kesombongan. - " 



Dalam Bab II ini masih melanjut tentang pembahasan mengenai perkelahian yang terjadi diantara Kacak dengan Midun sebelumnya yaitu saat selesai sepak raga. Juga menceritakan tentang pelatihan silat yang diberikan kepada Midun seingga bisa pandai bersilat. Lalu juga menceritakan refleksi atas hal yang telah menimpa Midun di hari sebelumnya, sehingga dapat amanah dari Haji Abbas. Maka, tema pada bab II ini lebih pada refleksi diri, pertemanan, dan juga hubungan sosial. 

Pada Bab III  menceritakan bagaiaman perbedaan Midun dengan kacak dalam ia mengadakan acara, bagaimana orang - orang lebih sedang dan meriah di tempat sawah Midun dibanding Kacak. Sehingga hal ini membuatnya iri dan semakin benci kepadanya, maka tema dari Bab III ini adalah lebih pada pembencian dan dendam. 


2. Tokoh Penokohan  BAB III 

Midun (Protagonis): Sopan, Baik dan Sabar, dan Alim, menyenangkan

Kacak (Antagonis): Sombong, Pemarah, Iri hati, pendendam

""Melihat orang ramai di sawah Midun, Kacak sangat iri hati. Bencinya kepada Midun semakin berkoba" 

"Hatinya sangat panas, hingga menimbulkan maksud jahat"  


3. Alur/Plot (BAB 1) 

Cerita dimulai dengan menceritakan tentang kehidupan warga kampung. Bagaimana orang - orang di sana berkehidupan ada yang merantau ke negeri luar, dan banyak lagi.


Pada suatu malam, Ayah Midun berkata kepada kepada Midun bahwa keesokan hari akan menggirik padi dan memotong kambing, dan ia mengajak anaknya untuk mengajak teman - teman dan keluarga sekitar kampung yang ia kenali untuk mengikutinya. 

Kesokan harinya, Midun sudah tiba di sawahnya, dia pun mempersiapkan tikar untuk nanti akan dipakai untuk beristirahat orang - orang. Teman -temannya pun datang, begitu pula keluarga lainnya. Mereka sangat senang , bahagia, dan ceria sambil memotong padi. Tetapi beda halnya dengan sawah tetangga nya yaitu sawah istri kacak dan Kacak, dimana yang datang hanyalah sebagian anggota keluarganya, dan ada sedikit orang lain, mereka seperti tidak dan hanaya kerja saja. Beda halnya dengan yang ada di sawah kacak, dimana mereka kerja sambil bersenang- senang. 


Hal ini membuat kacak semakin iri terhadapnya, karena mengetahui Midun hanyalah orang sederhana, tetapi kenapa bisa begitu disukai orang. Hal ini membuat Kacak semakin benci terhadapnya dan ingin suatu saat berkelahi dengannya. Bahkan pada saat berpas-pasan, saat Midun menyapanya, Ia tidak peduli, bahkan tidak menyapa balik, yang ditunjukan hanyalah kebenciannya, ditunjukan dengan ia meludah. Midun pun biasa saja, dia bahkan menganggap ludah itu pun tidak sengaja, maka bukan hal besar untuk Midun di tanggapi.  karena hari inilah kebencian Kacak terhadap midun mulai menambah. 

3. Latar. 

Latar Tempat: Di sebuah kampung dekat Bukittinggi , di sebuah sawah di kampungnya

"Sampai di sawah iapun menebas tunggul batang padi untuk orang mengirik"  

Latar waktu: Malam " Pada suatu malam Pak Midun berkata kepada anaknya"  dan pagi saat orang - orang sedang menyambit padi. 

4. Sudut Pandang

- Sudut pandang orang ke-3, Serba tahu

Pengarang menjadi pelaku dalam cerita ini dan juga penciptanya.

5. Amanat 

Jangan iri seperti Kacak, karena akan membuat kebencian

Kutipan: "Kacak berkata dalam hatinya, "Jika dibiarkan, akhirnya Midun mau menjadi raja di kampung ini"




UNSUR EKSTRINSIK 

Biografi Singkat Penulis:

Tulis Susan Sati lahir di Bukittinggi, Sumatera. Lahir pada tahun 1898, dan meninggal pada tahun 1942. Sebanyak 7 novel telah dibuat oleh Tulis Susan Sati, dan "Sengsara Membawa Nikmat" salah satu novelnya.

Nilai - Nilai dalam Cerita: 

Nilai - nilai dalam cerita ini lebih pada nilai sosial, status sosial yang mempengaruhi nilai budaya yang buruk dilihat dari waktak seorang antagonisnya, yaitu Kacak yang sangat membangkan jabatan pamannya sehingga membuatnya menjadi sombong. Nilai budaya yang baik terdapat pada sikap santun warga dalam kampunya, dan juga Midun dan para sahabatnya. 


No comments:

Post a Comment