ANALISIS NOVEL SENGSARA
MEMBAWA NIKMAT (BAB 4:
Membalas Dendam)
Rayhan Arazi
Kelas 12
Bahasa Indonesia
UNSUR INTRINSIK
Judul : Sengsara Membawa Nikmat
Pengarang : Tulis Sutan Sati
Penerbit : Balai Pustaka
1. Tema
cerita
novel Bab 1 ini menceritakan tentang perjuangan, dapat dilihat
dari judulnya, yaitu "Sengsara membawa Nikmat." Tetapi pada
awalnya, pada bagian bab 1 menceritakan lebih kepada pengenalan karakter -
karakter pada cerita ini, jadi bisa disimpulkan bahwa tema pada bagian 1:
Bermain Sepak Bola itu yaitu adalah pertemanan, dan juga pertengakaran akbiat
hal yang kecil yang juga menyankut akbiat suatu kesombongan. - "
Dalam Bab II ini masih melanjut
tentang pembahasan mengenai perkelahian yang terjadi diantara Kacak dengan
Midun sebelumnya yaitu saat selesai sepak raga. Juga menceritakan tentang
pelatihan silat yang diberikan kepada Midun seingga bisa pandai bersilat. Lalu
juga menceritakan refleksi atas hal yang telah menimpa Midun di hari
sebelumnya, sehingga dapat amanah dari Haji Abbas. Maka, tema pada bab II ini
lebih pada refleksi diri, pertemanan, dan juga hubungan sosial.
Pada Bab
III menceritakan bagaiaman perbedaan Midun dengan kacak dalam ia
mengadakan acara, bagaimana orang - orang lebih sedang dan meriah di tempat
sawah Midun dibanding Kacak. Sehingga hal ini membuatnya iri dan semakin benci
kepadanya, maka tema dari Bab III ini adalah lebih pada pembencian dan
dendam.
Bab
IV menceritakan tentang bagaimana Midun
diperlakukan tidak adil oleh Tuanku Laras. Sebenarnya perilaku Midun tidak sama
sekali berniat untuk yang diperkirakan oleh tuanku laras, yaitu membuat Pak
Inuh pun jatuh, bahkan dia pun tidak sama sekali menyentuhnya. Tujuan Midun
baik, yaitu hanya ingin melindungi warga sekitar dari kekacauan yang diperbuat
oleh Pak Inuh. Maka tema untuk Bab IV adalah kesabaran, dan ketidakadilan.
2. Tokoh Penokohan
Midun (Protagonis): Sopan, Baik dan Sabar, dan
Alim, Peduli
Kacak (Antagonis): Sombong, Pemarah, pendendam
Pak Inuh: Gila
Pak Midun: Baik, Peduli
Tuan ku
Laras: Sebagai yang memiliki posisi tertinggi ia lh yang dapat memutuskan apa
yang diinginkan sebagai hukumannya, tetapi juga bersangkut bahwa pak Inuh adalah
keluarga dari Tuan ku Laras dan kacak, amarahnya pun makin bertambah. Dan juga
pak Inush itu sudah menjadi gila, maka meskipun
Warga Kampung: Di bab ini lebih diperlihatkan
bagaimana sikap Midun yang baik sehingga warga di kampung tersebut ingin melakukan
yang sama baik untuk midun.
"Banyak orang kampung
itu yang suka menggantikan hukuman Midun. Ada pula yang mau menyabit rumput
sepuluh rajut sehari dan menjaga kantor siang-malam, asal Midun
dilepaskan."
3. Alur/Plot (BAB 1)
Suatu
hari Midun sedang berjalan-jalan di pasar. Ketika itu ia melihat ada orang gila
yang membuat kekacuan. Orang gila tersebut dijelaskan bahwa ia bernama Pak Inuh,
ia merupakan bagian dari keluarga besar tuan laras dan juga Kacak. Kisah
singkat sebelun menjadi gila, pak inuh dulu merupakan orang yang baik dan
membantu warga, tetapi pada akhirnya ia menjadi gila. Di kampong tersebut ia
membuat kekacuan, menginjak-nginjak wanita dan lain sebagainya. Pak Inuh juga sambil
membawa pisau. Orang – orang di pasar pun ketakutan, dan berlari- lari dan
teriak. Midun pun akhirnya beraksi, ia menyampiri pak Inuh lalu mengambi
pisaunhya dan di lempar sejauhnya. Pak inuh pun marah dan ia pun inginghi
melawannya, tetapi sebelum sempat sampai Ia terjatuh, bukan karena Midun, Midun
hanya menhindar. Lalu pak Inuh diikat dan diamankan.
Warga pun
sangat berterima kasih kepadanya, sebab jika tidak ada Midun, orang – orang di
pasar sudah babak belur. Berita pun tersebar dengan cepat. Mendengar berita
ini, kacak dan tuanku laras memamanas, disamping Pak Inuh itu keluarganya ia
juga orang gila yang tuanku laras merasa kasihan kepadanya.
Midun pun menjelaskan bahwa ia hanya ingin
melindungi warga sekitar, dan pak inuh terluka bukan karena dia. Lalu tuanku
laras memberinya hukuman untuk menyambit rumput, kerja di kantor, siang dan
malam. Kacak yang lama membenci midun senang mendengarnnya, bahkan ia dapat
menyruh – nyruh Midun untuk melakukan pekerjaan berat.
Siang dan
malam, Midun menjalankan 6 hari hukuman nya ia sangat lelah, hingga suatu hari
ia terjatuh karena badannya yang sangat lelah. Kacak tidak suka sekali dengan
Midun, akhirnya saat ia terjatuh ia dipukuli oleh kacak beberapa kali. Untung
kejadian ini terlihat oleh Tuan ku laras, dan kacak di marahi. Midun yang
sedang sakit dan tinggal satu hari lagi menjalankan hukuman diganti oleh
ayahnya.
Pak Midun
dan Hajji Abass memohon ampun kepada tuanku laras agar Midun dimaafkan.
Akhirnya dimaafkan juga. Melihat kejadian ini warga heran, padahal yang
dilakukukan Midun pun tidak salah sama sekali, begitu pula Pak Midun dan Hajji
Abass memikirkan juga tentang kenapa Kacak sangat membencinya dari dulu.
Meskipun begitu, Midun tetap berlapang dada dan
menerima berbagai cobaan yang ditimpa kepadanya.
3. Latar.
Latar waktu: Siang Hari di sebuah pasar, pagi hari di rumah Midun, dan malam
sampai pagi, yaitu saat ia menjalani hukuman yang diberikan oleh tuanku laras
selama 6 hari.
4. Sudut Pandang
- Sudut pandang orang ke-3, Serba tahu
Pengarang menjadi pelaku dalam cerita ini dan
juga penciptanya.
5. Amanat
Perbuatan
Midun memang baik, tidak bisa diragukan lagi, ia menyelamatkan orang - orang
dari kekacauan yang diperbuat oleh Pak Inuh, bahkan warga sekitar sangat
berterimakasih hingga mendengar Midun mendapat hukuman dari Tuan ku Laras
membuat hati warga tidak tenang, karena yang diperbuat oleh midun pun tidak ada
salahnya.
Meskipun
begitu, Midun tetap ikhlas menerima semua cobaan yang diberikan kepadanya,
cobaan dari tuan ku laras, bahkan Kacak sendiri.
UNSUR EKSTRINSIK
Biografi Singkat Penulis:
Tulis Susan Sati lahir di Bukittinggi, Sumatera.
Lahir pada tahun 1898, dan meninggal pada tahun 1942. Sebanyak 7 novel telah
dibuat oleh Tulis Susan Sati, dan "Sengsara Membawa Nikmat" salah
satu novelnya.
Nilai -
Nilai dalam Cerita:
Nilai -
nilai dalam cerita ini lebih pada nilai sosial, status sosial yang mempengaruhi
nilai budaya yang buruk dilihat dari waktak seorang antagonisnya, yaitu Kacak
yang sangat membangkan jabatan pamannya sehingga membuatnya menjadi sombong.
Nilai budaya yang baik terdapat pada sikap santun warga dalam kampunya, dan
juga Midun dan para sahabatnya. Perbuatan midun terhadap Pak inuh merupakan
baik karena menyelamatkan warga sekitar, tetapi karena ada masalah faktor
keluarga yang bersangkutan adalah keluarga dari tuan ku laras dan juga kacak
dan lain sebagainya, timbul lah permasalahan, tertuma dengan kacak yang ia
sudah lama membenci Midun.
No comments:
Post a Comment